MO -- Cerita yang berkembang di masyarakat tentang mayat berjalan, sebenarnya sangat menarik wisatawan. Walau ilmu seperti pernah hidup ratusan tahun silam, akan tetapi masih banyak generasi yang memiliki ilmu seperti itu, akan tetapi mereka kebanyakan diterapkan pada binatang, seperti ayam atau kerbau yang diadu dalam keadaan leher putus.
Ilmu seperti ini memang masih banyak terdapat di daerah pedalaman seperti di Mamasa yang wilayahnya berbatasan dengan Tana Toraja.Jadi budaya yang dipakai di Tana Toraja juga ada di Mamasa.
Kalau dipikir dengan akal sehat, mayat memang tidak punya kekuatan apa-apa, akan tetapi berkat ilmu yang dimiliki ber-dasarkan kepercayaannya, mayat tersebut mampu berjalan sebagai-mana layaknya manusia hidup.
Banyajk sebenarnya wisata-wan penasaran ingin menyak-sikan peristiwa ajaib seperti itu, dan kalau ini bisa dihidupkan, sulsel bisa kebanjiran wisatawan. Namun yang bisa disaksikan adalah bentuk kuburan batu yang terdapat di gunung, seperti halnya di Toraja.
Pariwisata Mamasa sangat berprospek, daerah tersebut me-miliki aneka ragam obyek wisata, baik wisata bahari, wisata alam, maupun sejarah dan budaya. Seperti halnya permandian alam Sarambu yang memiliki ciri khas tersendiri yakni pelangi abadi yang dibentuk dari air terjun tiga sasaran di lokasi itu.
Di Polman sendiri terdapat wisata bahari di Pantai Palippi Indah. Di sekitar pantai itu terdapat sumur air tawar, yang lebih dikenal dengan sumur bidadari. Konon pada zaman dulu, setiap gadis yang mandi di sumur itu cepat dapat jodoh, dan hingga kini masih tetap diyakini dan banyak dikunjungi orang.
Mamasa yang memiliki sum-berdaya alam multi dimensi, itu sangat sesuai dengan namanya, yakni Pole Lele Wali Mamase yaknipemberian rahmat Tuhan yang datangnya dari berbagai penjuru.
Mayat berjalan itu resikonya tinggi, dan bukan sesuatu yang bisa dipertontonkan, jadi jangan mengharapkan orang-orang tua di Pegunungan Mamasa mau mengeluarkan lagi ilmu ini untuk dijadikan obyek wisata. carilah hal-hal lain yang lebih menarik. Sedangkan orang yang "mate ora-ora", yang di daerah lain sudah dipertontonkan, tetapi di daerah Mamasa ini tidak bisa dipertontonkan, la timpu'ki', nakua basa mamasa.
BalasHapusMemang hal itu terjadi tetapi ada alasan yang mendasar untuk melaksanakan itu tidak sekedar untuk diperlihatkan .. bagian keunikan Kab. Mamasa
BalasHapusio dengan adek tomate menono', sapo' ta'pa'dadi
BalasHapus