MO - Persekutuan Gereja-gereja Kristen di Indonesia meminta pemerintah mempercepat pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur jalan, rumah sakit, air minum dan landasan pesawat perintis di Kabupaten Mamuju dan Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), terkait dengan penyelenggaraan Sidang Raya ke-15 PGI.
Percepatan itu disebabkan karena sarana dan prasarana infrastruktur di kabupaten baru hasil pemekaran tahun itu masih belum optimal, sehingga akan mempersulit akses menuju lokasi Sidang Raya PGI yang berlokasi di desa terpencil di Mamasa, Sulbar.
Demikian disampaikan Sekretaris Umum PGI Richard M Daulay menjawab pers, seusai bersama Majelis Pekerja Harian PGI dan Panitia Sidang Raya ke-15 PGI menemui Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (28/9). Sidang Raya ke-15 PGI diputuskan dalam Sidang Raya ke-14 PGI di Jakarta, dijadwalkan dilaksanakan pada November 2009 di Mamasa, Sulbar.
”Kami menemui Wapres untuk memohon supaya dipercepat pembangunan infrastruktur jalan dan lainnya supaya akses ke sana bisa dilalui. Kami harapkan juga agar fasilitas landasan pesawat terbang di Mamju, jalan berbatu dari Mamuju ke Mamasa sepanjang 90 kilometer, pembangunan rumah sakit dan sarana air bersih bisa dilakukan,” ujar Daulay.
Menurut Daulay, Wapres Kalla sangat senang dengan usulan tersebut mengingat kegiatan nasional seperti itu bisa dilakukan di desa terpencil yang jauh dari pusat pemerintah. ”Cara seperti itu dinilai Wapres dapat merangsang masyarakat untuk berpartipasi dalam pembangunan,” tambah Daulay.
”Wapres juga berjanji akan mendorong departemen teknis terkait untuk melakukan percepatan pembangunan, sehingga sebelum pelaksanaannya infrastruktur itu bisa siap. Acara itu dijadwalkan akan dibuka dan ditutup Presiden dan Wapres yang akan datang,” jelas Daulay.
Ditanya bagaimana jika pemerintah tidak mempunyai anggaran sehingga infrastruktur tersebut belum dikerjakan, Daulay mengatakan, pihaknya akan menerima apa adanya. ”Kita akan tetap adakan di Mamasa. Jadi, tidak ada lokasi alternatif berikutnya,” ujar Daulay. (www.kompas.com)
Percepatan itu disebabkan karena sarana dan prasarana infrastruktur di kabupaten baru hasil pemekaran tahun itu masih belum optimal, sehingga akan mempersulit akses menuju lokasi Sidang Raya PGI yang berlokasi di desa terpencil di Mamasa, Sulbar.
Demikian disampaikan Sekretaris Umum PGI Richard M Daulay menjawab pers, seusai bersama Majelis Pekerja Harian PGI dan Panitia Sidang Raya ke-15 PGI menemui Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (28/9). Sidang Raya ke-15 PGI diputuskan dalam Sidang Raya ke-14 PGI di Jakarta, dijadwalkan dilaksanakan pada November 2009 di Mamasa, Sulbar.
”Kami menemui Wapres untuk memohon supaya dipercepat pembangunan infrastruktur jalan dan lainnya supaya akses ke sana bisa dilalui. Kami harapkan juga agar fasilitas landasan pesawat terbang di Mamju, jalan berbatu dari Mamuju ke Mamasa sepanjang 90 kilometer, pembangunan rumah sakit dan sarana air bersih bisa dilakukan,” ujar Daulay.
Menurut Daulay, Wapres Kalla sangat senang dengan usulan tersebut mengingat kegiatan nasional seperti itu bisa dilakukan di desa terpencil yang jauh dari pusat pemerintah. ”Cara seperti itu dinilai Wapres dapat merangsang masyarakat untuk berpartipasi dalam pembangunan,” tambah Daulay.
”Wapres juga berjanji akan mendorong departemen teknis terkait untuk melakukan percepatan pembangunan, sehingga sebelum pelaksanaannya infrastruktur itu bisa siap. Acara itu dijadwalkan akan dibuka dan ditutup Presiden dan Wapres yang akan datang,” jelas Daulay.
Ditanya bagaimana jika pemerintah tidak mempunyai anggaran sehingga infrastruktur tersebut belum dikerjakan, Daulay mengatakan, pihaknya akan menerima apa adanya. ”Kita akan tetap adakan di Mamasa. Jadi, tidak ada lokasi alternatif berikutnya,” ujar Daulay. (www.kompas.com)
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !