Headlines News :
Home » » Sejarah Singkat Mamasa

Sejarah Singkat Mamasa

Written By Unknown on Minggu, 27 Februari 2011 | 16.49


SEJARAH DAN LATAR BELAKANG "MAMASA"

Adapun Mamasa asal atau pada mulanya dinamai Mamase, artinya sungai yang berpengasih. Tanah ini kepunyaan Tabulahan.

Pada suatu waktu datanglah seorang lelaki bersama isterinya, bernama Guali Padang anak dari Sahalima di Koa (Tabang).
Mereka tinggal di Salu Kuse' dekat Rantebuda (Mamasa) dengan tidak diketahui nenek Dettumanan di Tabulahan.

Sekali waktu nenek Dettumanan pergi berburuh, akhirnya sampailah ke puncak gunung Mambulillin. Di sana tampaklah olehnya asap api di dekat sungai “Mamase” atau Mamasa di Salu Kuse. Nenek Dettumanan ini, dengan segera berjalan menujuh tempat itu. Sesampainya ia ke sana, maka didapatinya sebuah pondok yang didiami oleh Guali Padang bersama isterinya. Pada waktu itu Dettumanan sangat marah sekali pada mereka dan mereka diusir pulang kembali ke tempat kedua orangtuanya. Tetapi Guali Padang tidak mau pergi menuruti perintah Dettumanan, sehingga Dettumanan marah dan berkata: “Biarlah kamu tinggal di tempat ini, akan tetapi jangan kamu harap akan beroleh berkat pada tempat ini. Karena tempat yang kamu diami sekarang ini ialah tanah kepunyaanku. Terkutuklah kamu dari Allah Taala. Bahwa anakmu nanti akan menjadi makanan binatang buas, dan bila kamu menanam padi, nanti akan berubah menjadi alang-alang, jagung akan berubah menjadi pimping (tille), labu akan berubah menjadi seperti batu, ayammu nanti dimakan elang, babimu akan dimakan ular, kerbaumu nanti akan ditanduk anoa (tokata), dan lain-lain. Tala mentaruk tallangko tala ma'rombe' aho'” artinya bahwa turun-temurunmu tidak akan berkembang biak selama engkau menduduki tanah ini.
Setelah ia berkata demikian, pulanglah dengan marahnya.

Setelah beberapa bulan lamanya Guali Padang mendiami tempat itu, maka mengandunglah isterinya. Dan kemudian setelah beberapa bulan istrinya melahirkan seorang anak laki-laki. Tetapi ketika anak itu mulai bertambah besar, tiba-tiba datanglah seekor kuskus menerkam anak itu lalu dijinjitnya dan dibawah keatas pohon untuk dimakan. Pada intinya segala kutukan/perjanjian yang sudah dikatakan nenek Dettumanan semuanya terjadi.

Oleh Sebab itu Guali Padang serta isterinya tidak tahan lagi tinggal di tempat itu, lalu mereka pergi ke Tabang, tempat tinggal kedua orang tuanya, karena mereka bermaksud akan memberi tahukan semua hal itu kepadanya.

Setelah Guali Padang bersama istrinya sampai di Tabang dan bertemu dengan orang tuanya, maka diceritakannyalah semua hal yang telah mereka alami. Sehingga ayahnya membantu untuk menyelesaikan hal itu dengan jalan menyuruh anaknya(Guali Padang) untuk pergi berburuh, dan semua hasil buruannya, akan di berikan kepada nenek Dettumanan di Tabulahan. Tetapi sebelum dia berangkat, Ayahnya telah menyediakan dua “kapipe” jagung goreng yang sudah ditumbuk dicampur dengan daging kering. (kapipe =tempat membawah bekal pada waktu itu) Maksudnya supaya apabila sampai ke Tabulahan, Guali Padang tidak akan mau diberi makan oleh Dettumanan sebelum tanah Mamasa di berikan kepadanya untuk di duduki.

Lalu Guali Padang berangkat bersama dengan beberapa hambanya masuk hutan untuk berburuh. Setelah beberapa hari tinggal di dalam hutan dan mereka telah mendapat hasil yang memuaskan, maka berangkatlah mereka ke Tabulahan. Setibanya di Tabulahan, Nenek Dettumanan langsung mengenal siapa dan apa maksut mereka datang di Tabulahan. Oleh karena itu Dettumanan langsung berangkat ke kebunnya meninggalkan mereka itu.

Setiap kali isteri Dettumanan memberi makan pada mereka, Guali Padang dan pengikutnya tidak mau makan. Sehingga isteri Dettumanan sangat takut sebab ia berpikir jangan-jangan mereka mati kelaparan sebab tidak mau makan.

Istri Dettumanan lebih takut lagi sebab Guali Padang pura-pura sakit, dan membuat dirinya seakan-akan seperti orang yang sudah hampir mati.
Isteri nenek Dettumanan dengan segera berangkat ke kebunnya untuk memanggil suaminya dengan mengatakan padanya bahwa Guali Padang sudah hampir mati.
Maka pulanglah nenek Dettumanan bersama isterinya kemari. Sementara Guali Padang ini pura-pura dalam keadaan sakit payah.

Setelah Dettumanan mendapati Guali Padang, dia berkata kepadanya: “Biarlah engkau mati; dan kalau engkau mati, saya tak akan merasa rugi bila kupotongkan engkau sepuluh ekor kerbau, karena engkau amat kurang hadat, berani betul engkau mendiami tanah saya.”

Sementara Guali Padang ini mendapat marah, semakin ia membuat dirinya sangat rendah hati sehingga Dettumanan berkata lagi kepadanya: “Kalau engkau mau dan ingin sungguh-sungguh akan mendiami tanah itu, maukah engkau akan menerima segala perjanjian-perjanjian yang akan kupertanggungkan atasmu?” Lalu Guali Padang menjawab katanya: “Biarpun ringan atau berat perjanjian itu, harus aku dan segala cucu-ciciku menjunjungnya, asalkan aku dapat mendiami tanah itu.

Dettumanan berkata lagi kepadanya: “Kalau begitu kamu pulang saja, dan nanti saya menyusul di belakang.”
Setelah beberapa hari antaranya, berangkatlah Dettumanan menyusul mereka.
Sesampainya ia ke sana, maka mulailah Dettumanan menguraikan perjanjian itu, yang bunyinya sebagai berikut:
1. Ungngakuraka dio ladikahoingko timbu uhai, lole'ingko pa'tondokan aku tanan puntio, kuose'pinamula?
1. Ungakuraka dio lakupepahe pahemu lakuehengngi lokomu anna kualai situhu' pangala inahangku?
2. Ungakuraka dio laumpadua lanta' dasammu; kulambi' peso'mu kalaiku ungkolai?
3. Ungakuraka dio tala matinna anna tala mailuo dialing inde'e di lita'ku anu' labinasa lita' pa'de ma'hupatau?
4. Ungakuraka dio ladikoko papuammu ladipuhhu tubulillimmu ladisahpa' sepi'mu?
Mentimba' Guali Padang naoatee: Pada pa'kuammu pada kutarimbo, anu'tae' garaganna malepong dia langi!!


Artinya:
1. Maukah engkau, saya akan mendirikan tempat kediamanmu, dan kusediakan satu mata air menjadi air minummu, supaya engkau dan isi rumahmu sampai kepada turun-temurunmu diibaratkan sebagai tanaman, dengan satu tuannya Tabulahan penjaganya?
2. Maukah engkau, bahwa padi yang sedang masak di sawah dan padi yang ada di lumbung aku ambil seturut kemauan hatiku bila aku datang?
3. Maukah engkau bahwa rumahmu harus berpetak dua (2 kamar), dan nasi yang sementara terjerang dalam belanga kuangkat dan kusendok sendiri untuk kumakan?
4. Maukah engkau bahwa tak boleh membuat satu keinginan yang akan merusakkan tanah ini dan menjatuhkan kaum yang berdiam di dalamnya?
5. Maukah engkau, bahwa segala kemauanku engkau turuti mulai dari yang besar sampai kepada yang kecil?
Jawab Guali Padang katanya: “Segala perjanjianmu saya terima, sebab tak ada lawannya keluasannya tanah ini bahkan kegemburannya. Luasnya adalah sebagai bentangan langit.”

Catatan dari Penulis asli:
- Inilah yang dapat kami tuliskan dan mudah-mudahan dapat membantu para pembaca untuk mengetahui bagaimana sejarah, latar belakang dan adat istiadat, serta silsila yang berlaku di daerah kami “Tabulahan” sampai sekarang. Dan jika ada tulisan kami yang tidak sesuai menurut pembaca kami mohon maaf.
Catatan Penerjemah:
- Tulisan ini diterjemahkan langsung dari bahasa Tabulahan Asli/bahasa tua oleh : Apolos Ahpa (Pembantu Penerjemah Alkitab Berbahasa Tabulahan) bersama dengan Penerjemah Alkitab Bahasa Tabulahan dari New Zeland (Robin M’kenzie), tanggal 10-15 September 1997.
- Maaf karena sumber cerita ini sudah lama disimpan sehingga sumber/penulisnya tidak diketahui lagi, tapi arsip ini disimpan oleh Kel. Mangoli di Tabulahan, berdasarkan cerita turun-temurun dari nenek moyang kita.
- Tadipotimpu’ pano di peneneang ang ditula’ sanganna yaling inde di sejarah, ampo’ lamendahi kakende’anna hupatau peampoanna Nene’ Pongkapadang (Penyebutan nama-nama Nene’ Moyang kita dalam sejarah ini, tidak akan menjadi kutuk, melainkan akan menjadi berkat dan perkembangan anak cucu dari Nene’ Pongkapadang.)
- Mengenai Polopadang yang kemudian hari muncul sebagai teman seperjalanan/Pengawal dari Pongkapadang, bukan kel. Polopadang yang sekarang ini ada di Tabulahan, karena Kel. Polopadang yang sekarang ini berkembang di Tabulahan adalah Keturunan dari Pongkapadang( lihat silsilanya di atas).
Bagikan :

1 komentar :

  1. Mohon maaf
    sebelum nya..saya memperkenalkan diri nama saya NIMROD DETTUMANAN Cucu dari Benyamin Dettumanan, anak ke4 dari pasangan B.Palulun Dettumanan & Helena Bombong saya sangat tertarik dengan berbagai crita sejarah yg ad dlam web ini.
    Saya ingin lebih banyak tahu lagi secara detail tentang keturunan nenek Pongka padang..

    BalasHapus



PASANG BANNER INI PADA BLOG ANDA

Copy Kode HTML di Bawah Ini

<a href="http://www.mamasaonline.com"><img border="0" src="http://pijarpustakamedia.com/mamasaonline480x320.gif" width="480" hight="320"/></a>

SAMBUTAN BUPATI MAMASA

Selamat dan sukses atas diluncurkannya portal berita www.mamasaonline.com semoga bisa menjadi media pemersatu dan sumber informasi serta media kontrol yang berimbang,obyektif serta inspiratif dalam rangka turut serta berperan aktif dalam upaya pembangunan Mamasa kedepan. Salam dari kami berdua, Ramlan Badawi dan Victor Paotonan (Bupati & Wakil Bupati Mamasa).

VIDEO

TWITTER

FB FANS PAGE

 
Support : Mamasa Online | Johny Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. mamasa online - All Rights Reserved
Template by Mamasa Online Published by Mamasa Online