Headlines News :
Home » » Kisah Mayor Lantang di Gandang Dewata Yang Misterius 2

Kisah Mayor Lantang di Gandang Dewata Yang Misterius 2

Written By Unknown on Minggu, 08 November 2009 | 21.21

Meninggal Dunia atau Selamat

MO -- Tidak sedikit warga Mamasa yang memperkirakan Latang dan Rivai kini sudah tewas akibat kehabisan bekal yang menyebabkan mereka kelaparan, di tambah lagi cuaca yang dingin. Perlengkapan yang seadanya yang dibawa membuat dugaan keduanya telah meninggal sangat kuat. Karena tidak ditemukan, mayatnya diperkirakan sudah dimakan ular atau binatang buas lainnya. Ada pula yang menduga Latang dan Rivai terjatuh kejurang.
Maklum, jalur ke Ganda Dewata dipenuhi jurang terjal. Medan yang licin, kondisi fisik lemah membuat tidak tertutup kemungkinan mereka terpeleset kejurang.
Tetapi saat penyisiran, tim pencari dan seekor anjing pelacak tidak menemukan mayat keduanya. Yang menduga seperti ini, berpendapat mayat keduanya dibawa jurang tetapi tidak tersentuh oleh tim pecari. “ kalau benar dia jatuh kejurang saya pikir sulit untuk ditemukan,” kata Darman, warga Mamasa.
Dugaan lain, dan ini yang paling kuat menurut pihak TNI, yakni dugaan Latang dan Rivai hanyut terbawa arus sungai. Alasannya, arus sungai yang melalui Gunug Ganda Dewata sangat deras dan dalamnya setinggi dada orang dewas. Selai itu air sungai di Ganda Dewata juga tidak menentu. Terkadang tiba-tiba datang air bah..
Sungai di Gunung Ganda Dewata ada tiga, yakni sungai tetena, Rano dan Pano Bonehau. Ketiga sungai ini dilewati berkali-kali sebab air sungai berkelok seperti membentuk spiral.
“Kondisi mereka lemah, kalau menyeberang sungai bisa jadi hanyut karena tidak kuat menahan arus atau bisa jadi karena tiba-tiba datang air bah,” ujarnya salah seorang anggota TNI dari Kompi B Yonif 721 Makkasau
Adapula prediksi lain yang menyebutkan Latang dan Rivai menuju Tabulahan. Prediksi ini timbul sebab menurut keterangan Ambe Pampang ( penunjuk jalan ), Latang sering menanyakan rute ke Tabulahan. Sebab menurut peta yang dibawa Latang, air kehidupan berada di antara Gunung Mambulilling da Ganda Dewata dan diantara sungai Salukarma dan Sungai Bonehau.
Menurut Ambe Pampang, dari Ganda Dewata bisa tembus ke Tabulahan. Meskipun belum ada rute khusus. Menuju ke Tabulahan dilakukan dengan cara merintis jalan baru.
“Saya belum pernah kesana. Tapi yang jelas dibandingkan ke Tabulahan, lebih dekat ke Mamasa,” ungkap Ambe Pampang.
Dugaan kemungkinan Latang dan Rivai ke Tabulahan juga muncul, sebab pada saat Ambe Pampang turun lebih awal dari pos 7, menyusun Latang dan Rivai. Kemudian Alexander di belakang karena menjaga Azis yang saat itu kondisinya sudah sangat lemah ( sakit ). Pada saat jlan berdua ( Latang dan Rivai ) diduga mereka memutuskan berbelok menempuh ke Tabulahan tanpa diketahui Alexander ( Aex selamat ).

Tidak sedikit pula warga Mamasa berpandangan Latang dan Rivai disembunyi oleh mahluk yang warga Mamasa menyebutnya To pembuni. Pendapat ini muncul karena menurut warga, terkadang orang yang mendaki kesana pernah hilang atau tersesat namun akhirnya kembali setelah beberapa hari.
Menurut warga setempat, Latang dan Rivai tidak kembali karena sebelum berangkat ia tidak melapor ke pak Daud, warga Mamasa yang di tempati melapor orang yang ingin di Ganda Dewata.
“Kalau di sembunyikan To pembuni, biasa kembali beberapa hari, minggu atau bulan kemudian,” kata Tadius, seorang penjual dipasar Mamasa.
Diantara dugaan tersebut ada spekulasi yang paling menghebohkan. Latang dan Rivai didugan selamat. Mereka yang menduga selamat berpendapat, seandainya Latang dan Rivai tewas Ia pasti akan di temukan tim pencari sebab jalur ke Ganda Dewata cuma satu. Kalaupun ada jalur ke Tabulahan, dengan kondisi lemah dan tidak tahu jalan,kecil kemungkinan Latang dan Rivai memutuskan ke Tabulahan. Kalau jatuh ke jurang, bau mayatnya harusnya bisa tercium.
“Pergi dengan rahasia, siapa tahu selamat. Bisa jadi ia juga pulang dengan sembunyi-sembunyi,” kata A waris, warga Mamasa lainnya.
Dugaan ini juga berhembus karena keputusan warga mencari Latang. Proses pencarian yang hingga saat ini sudah menjelang satu bulan sangat sangat menguras energi namun tanda-tanda ditemukannya masih nihil. Diantara beberapa pendapat tersebut, belum satu pun yang terbukti. Tidak ada jejak Latang dan Rivai yang ditemukan tim pencari. Semuanya masih misteri. Dan bila tidak ditemukan juga, misteri ini akan menjadi teka-teki kedua sepanjang masa selain misteri hilangnya pesawat Adam Air. (www.polewalimandarkab.go.id)
Bagikan :

3 komentar :

  1. bagian keunikan alam kondosapata .... yang tidak dimiliki daerah lain ... waspadalah ..!!!

    BalasHapus
  2. saya yakin latang dan rivai masih hidup... karena... dia adalah... anggota kopasus... krana kopasus di latih untuk hidup keras dengan waktu lama.... apa bila latang dan rivai di temukan... rahasia gn.ganda dewata akan terbongkar sudah... dan jalur triangel devil pun terputus......!!!

    BalasHapus
  3. jangan coba-coba kalau belum tahu daerah itu dengan jelas...walaupun dia anggota Kopassus atau RAMBO sekalian...

    BalasHapus



PASANG BANNER INI PADA BLOG ANDA

Copy Kode HTML di Bawah Ini

<a href="http://www.mamasaonline.com"><img border="0" src="http://pijarpustakamedia.com/mamasaonline480x320.gif" width="480" hight="320"/></a>

SAMBUTAN BUPATI MAMASA

Selamat dan sukses atas diluncurkannya portal berita www.mamasaonline.com semoga bisa menjadi media pemersatu dan sumber informasi serta media kontrol yang berimbang,obyektif serta inspiratif dalam rangka turut serta berperan aktif dalam upaya pembangunan Mamasa kedepan. Salam dari kami berdua, Ramlan Badawi dan Victor Paotonan (Bupati & Wakil Bupati Mamasa).

VIDEO

TWITTER

FB FANS PAGE

 
Support : Mamasa Online | Johny Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. mamasa online - All Rights Reserved
Template by Mamasa Online Published by Mamasa Online