SEJARAH Lahirnya KONDOSAPATA 6: MASUKNYA BELANDA
Written By Unknown on Jumat, 21 Mei 2010 | 23.23
Pemerintah Belanda menguasai wilayah Pitu Ulunna Salu diperkirakan terjadi pada abad ke 19. Sesuai referensi yg dikutip dari Buku Karangan Drs. Arianus Mandadung, Kolonial Belanda memasuki wilayah ini pada tahun 1907. Pendudukan pemerintah Belanda di Bumi Kondosapata tdk datang begitu saja, tapi sempat mendapat perlawanan sengit dari para pahlawan dan pendekar daerah ini.
1.Perlawanan DEMMATANDE dan DEMMARANTANG.
Demmatande dan Demmarantang, adalah dua tokoh pemberani dari wilayah Paladan. Namun karena kedua pemberani ini kalah dalam persenjataan serta pengetahuan, maka puncak perlawanan kedua pahlawan ini berakhir di Benteng Salu Banga (Paladan) pada tahun 1915. Menurut catatan Drs. Arianus Mandadung, sebelum melakukan perlawanan kepada tentara Belanda, kedua pahlawan ini sdh mempersiapkan kuburan untuk dirinya. Kuburan tersebut dibuat dari kayu berbentuk mirip kerbau. Di Mamasa kuburan ini dikenal dengan nama Liang Tedong-Tedong. Namun dalam perjuangan melawan Belanda, ternyata Demmatande ditawan oleh tentara Belanda dan tdk pernah kembali. Iya tdk dimakamkan dalam kuburan yg iya sdh persiapkan.
2.PUA' SELA, PUA' TALLUE dan PUA' BUSSAN, ketiga tokoh ini berasal dari Kampung Buangin Salumakanan. Mereka tidak senang dgn kehadiran Belanda di wilayah Pitu Ulunna Salu. Selain mereka ingin mempertahankan budayanya, kehadiran Belanda di wilayah Pitu Ulunna Salu juga tdk menyenangkan. Belanda dianggap bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat Pitu Ulunna Salu. Maka Pua' Sela bersama beberapa rekannya menabuh genderang perang melawan Belanda di hulu Salumakanan pada tahun 1906. Namun Pua' Sela dikabarkan tewas dalam sebuah penghadangan Belanda di Salu Balo (Bambang) tahun 1909. Rekan Pua'Sela yg ikut bersamanya dalam melawan Kompeni Belanda, adalah Pua' Tallue dari Kampung BUangin, Pua' Bussam dari Kampung Salu Tabang. Tokoh-tokoh ini juga dikabarkan melakukan perlawanan secara bergerilya di wilayah Pitu Ulunna salu bahkan sempat membantu Demmatande dan Demmaratang di Paladan Mamasa. Puncak perlawanan ketiga Pahlawan Pitu Ulunna Salu dari Bambang ini, terjadi di Sika (Perbatasan Tanduk Kalua') dengan Mambi.
Dgn bersenjatakan alat perang sederhana, berupa Matambuku (Malosso'), parang dan alat pelindung tubuh (Babu'kara), mereka berhasil membunuh dan merampas senjata prajurit Belanda di Sika. Berita ini cepat tersiar yg membuat Belanda menyusun strategi untuk menangkap ketiga pemberani ini. Berdasarkan info dari masyarakat lokal di Sika, arah pelarian ketiga pahlawan ini diketahui Belanda. Pas sampai di Salu Bulo (Bambang), mereka dihadang oleh tentara Belanda. Pua' Sela dan Pua' Tallue tewas dalam penghadangan ini, sementara Pua'Bussam ditangkap Belanda hidup-hidup. Bahkan kabarnya Pua'Bussam msh sempat dibebaskan dan kembali ke kampungnya di Buangin.
3. BUkan saja di Salumokanan dan BUangin para pemberani Pitu Ulunna Salu memberi perlawanan kepada Belanda. Tetapi ketika Belanda berhasil menduduki Rante Mambie, muncul para pemberani (pahlawan) dari Kampung Talippuki dan Salubulung. Perlu dicatat, bahwa sebelum Belanda masuk wilayah Mambi, rakyat di Sini sudah memeluk agama Muslim sejak abad 17. Kesewenang-wenangan Belanda terhadap rakyat disekitar Rante Mambie membuat para pemberani mulai menentang patroli Belanda.
Adalah TAKOMPA, TANDUNG, TABENU', PUA' DAKKA dari Kampung Talippuki dan Salubulung memberikan perlawanan setiap ada patroli Belanda di wilayah ini. Bahkan mereka mengajak warga untuk melawan Belanda, dengan cara mendirikan Benteng di Talipukki dan juga membangun Benteng di Salubulung. Tabenu' sempat berhasil memimpin perlawanan rakyat di Rante Mambie, kabaranya Belanda sempat dipukul mundur dari daerah ini, namun serangan balik yg dilakukan Belanda, membuat Salubulung malah dikuasai Belanda. Serangan balik tentara Belanda ke Salubulung, dalam catatan sejarah, dipimpin oleh Lettan Janggo' (ini julukan karena yg pimpim pasukan seorang tentara Belanda yg berjanggut panjang. Dalam pertempuran ini Belanda membakar kampung Sikki' Namun karena banyak tentara Belanda yg tewas, akhirnya serdadu Belanda pimpinan Letnan Janggo' mundur kembali ke Rante Mambie.
Genderang perang yg digagas oleh para Pahlawan dari Talipukki dan Salubulung ini membuat Belanda terus menerus mengadakan serang ke wilayah ini. Dengan peralatan perang yg sederhana serta kehabisan bahan makanan, sehingga warga di wilayah ini tdk mampu bertahan dan wilayah inipun dikuasai Belanda.
Oktovianus Danunan, pendiri Group Kondosapata
Label:
sejarah
Harusnya dibedakan PUS dengan Kondo Sapata'. PUS jauh lbh luas wilayahnya ketimbang Kondo Sapata'.
BalasHapusoktovianus dadunan anda kelahiran tahun berapa? kok mengaku2 pendiri grup kondosapata? apa anda punya bukti kalau anda pendiri kondosapata?
BalasHapusoktovianus danunan kok anda jadi pahlawan kesiangan? faktanya apa kalau anda pendiri grup kondosapata? sekarang di kendari memang mulai bermunculan pahlawan kesiangan, setau saya yang mendirikan kondosapata dikendari adalah orang yang di pilih TUHAN, orang itu adalah seorang guru teladan yang orang sekarang apalagi yang baru tinggal di kendari kurang dan tdk mengenalnya. Kondosapata itu ada sampai sekarang itu karena kehendak TUHAN. Jika ada yang ingin mengubah nama itu. maka bercerminlah terlebih dahulu dan tanyakanlah TUHAN apakah anda layak mengatakan diri anda pendiri kondosapata dan apakah layak anda menggantikan nama kondosapata dengan nama yang lain?
BalasHapusIni Takompa adalah buyut saya karena Takompa adalah ayahal dari kakek sy namanya Dendang ank dari lelaki Gurinda dan istri gurinda adalah Taombang , Taombong adalah anak dari Takompa, bukan saja pemberani tapi gigih melawan penjajah beliau juga adalah turunan tomakaka indo lemba Rante Bulahang, dan yg saudara maksud TANJUNG adalah pua betandung serea kami orang talippuki bukan kondosapata tapi wilayah PUS colek om saya Burhannudin Gani di kendari, di luruskan om💪💪💪👍👍👍
BalasHapusBalas
Iya nak...bedalah PUS dan Kondosapata. Kita org PUS, bkn org Kondosapata'.
HapusJadi bingung..
BalasHapus