SEJARAH Lahirnya KONDOSAPATA 7: MELAWAN BELANDA
Written By Unknown on Jumat, 21 Mei 2010 | 23.42
PAHLAWAN lainnya yang tampil memberi perlawanan kepada Kolonial Belanda, adalah Ma'bakai dan Mamatte. Mereka berasal dari Kampung Taora. Menurut catatan Drs. Arianus Mandadung, Mabakkai diperkirakan lahir sekitar tahun 1870 dan langsung memberikan perlawanan kepada Belanda tahun 1907 ketika pertama kalinya Belanda menginjakkan kakinya di Kampung Taora. Dia juga tempil sebagai pimpinan perlawanan rakyat di Pate' Leha yaitu perbatasan antara Buntu Malangka (Bumal) dan Tabulahan. Rakyat waktu itu dibagi dua kelompok, Kelompok I dibawah pimpinan Ma'Bakkai dan Kelompok II di bawah pimpinan Me'Matte. Dalam sejarah ini, diberitakan ada tentara Belanda yg tewas, mayatnya di bawa ke LOmbang-Lombang (Mamuju) dan dimakamkan di sana. Dalam dalam pertempuran saat kelompok ini melakukan penghadagan, juga banyak rakyat Taora yg gugur di bawa kedua pimpinan dari Kampung ini. Bahkan sebahagian diantara mereka ditangkap hidup-hidup oleh tentara Belanda. Namun setelah itu mereka di bunuh di Kampung Taora. Menurut catatan, ada 11 orang yg tertangkap, diantaranya Kepala Kampung Taora bernama Daeng Palullung.
PERLAWANAN RAKYAT KONDOSAPATA DI MAMUJU
Pada tahun yg sama, Thn 1907, Belanda juga memasuki wilayah Mamuju. Mendengar Belanda memasuki wilayah Mamuju, semua kepala adat Pitu Ulunna Salu (PUS) Karua Ba'Bana Minanga (KBM), berkumpul di Aralle. (Aralle memang berfungsi sebagai jurubicara dan penghubung antarmasyarakat dan pemimpin di wilayah Pitu Ulunna Salu).
Setelah para kepala adat bermusyawarah di Aralle, mereka sepakat untuk turun ke Gentungan (Mamuju) untuk menyerang tentara Belanda. Keputusan untuk memberikan perlawanan kepada Belanda ini bertujuan untuk mempertahankan Mamuju sebagai batas tanah kekuasaan adat INDO KADA NENEK dari Aralle dan Mara'dia Mamuju. Dan dalam musyawarah ini, para kepala adat menunjuk Daeng Ma'dandang untuk memimpin pasukan turun ke Gentungan lengkap dgn peralatan perang yg mereka miliki.
Pemimpin perang lainnya yg ikut dalam rombongan ini adalah, DAENG MANGGASA, DAENG MALIMBONG, TASANGEHANG DAENG MAHELA DAN TAKULANG.
Daeng Ma'dandang membuat benteng pertahanan di Takusi. Benteng pertahanan yg dibuat Daeng Ma'dandang ini berhasil memukul mundur tentara Belanda. Namun balabantuan Belanda terus berdatangan. Daeng Ma'dandang dan Takulang meminta bantuan ke Aralle. Maka datanglah pasukan bantuan yg dipimpin Daeng Mahela, dia dibantu Tasidu'du, Tahammang dan Tabolo. Setelah itu, Daeng Ma'dandang dan Takulang bersama-sama Daeng Mahela kembali mengadakan perlawanan dan mereka bertahan di Benteng Takusi di Gentungan. Namun entah bagaimana, pasukan Belanda yg terus bertambah, tiba-tiba menyerang benteng Takusi. Maka gugurlah sejumlah pahlawan perang Pitu Ulunna salu, diantaranya, Tasangehang Daeng Mahela, Takamban dan Manangnga yg iktu terluka. Melihat kekuatan tdk berimbang, pasukan Pitu Ulunna Salu mundur kembali ke Aralle. Mereka dibawa kembali oleh Takulang Daeng Ma'dandang. Sementara jenazah Tasangehang Daeng Mahela, dibawa ke Baruru, lalu dimasukkan ke dalam kayu (dalam bahasa Kondosapata, DIPANDAN), lalu dipikul sampai di Galung (Dekat Mambi). Selanjutnya dibawa sampai ke Aralle dan di kuburkan di sana.
Kuburan ini masih ada di Aralle sampai sekarang. Orang diaralle mengenal kuburan ini dengan nama "LIANG TONAANDE BALANDA". Artinya, korban pasukan Belanda.
Sementara Takamban dikuburkan di Gentungan dan Tamangnga sempat sembuh dari lukanya dan ia berhasil kembali ke Aralle. Menurut refernsi buku karangan Arianus Mandadung, perisitiwa ini terjadi sekitar tahun 1908.
Oktovianus Danunan, Pendiri Group Kondosapata
Label:
sejarah
Apa maksudnya Karua Bakbana Minanga. Mana ada muara sunagai di pegunungan selain muara sungai yang bertemu dengan sungai lain. yang namanya muara sunagai itu di laut. Hulu itu digunung. Mssawa disebut salah satu wilayah KBM, ada-ada saja. Ynag benar dari Pitu Ulunna Salu dan Pitu Bakbana Minanga ataupun mau disebut karua, adalah tujuh wilayah di hulu sungai pegunungan da tujuh wilayah di pesisir pantai atau muara. Teliti dulu sumber sejarah sebnarnya baru buat publikasi jika memang seorang yang merasa mau menyamppaikan ilmu pengetahuan.
BalasHapuskondosapata itu adalah nama organisasi masyarakat yang ada di kendari yang orang2nya berasal dari toraja bagian barat, jadi bukan cuma orang mamasa saja. kalau tidak tau cerita tentang arti kondosapata, jangan asal ngomong, apalagi yang ingin menjadi pahlawan kesiangan.
BalasHapustoraja bagian barat itu, mamasa bro hehehe... Piss!!
BalasHapusiya, mamasa termasuk toraja bagian barat,orang Mandarpun yang ada di Kendari pada sekitar tahun 1960-an waktu itu juga masuk pada organisasi KONDOSAPATA.
BalasHapusJadi semua orang Toraja yang berasal dari Toraja bagian Barat yang bermukim di Kendari pada sekitar tahun 1960-an masuk pada organisasi KONDOSAPATA.
Jadi nama KONDOSAPATA menurut cerita orang tua2 yang bermukim puluhan tahun di Kendari, KONDOSAPATA artinya sepetak sawah yang dapat di artikan sebagai satu percabangan dari ORGANISASI KASTOR.
jadi nama KONDOSAPATA mulai ada di Kendari setelah adanya namanya KASTOR. Jadi nama KONDOSAPATA ada sekitar lebih kurang setahun setelah adanya nama KASTOR.
Nama KASTOR di Kendari ada pada Tahun 1965, berarti nama KONDOSAPATA mulai ada sekitar tahun 1966-1967.
Yang menciptakan nama KASTOR di Kendari adalah: bapak A.T Pandin, bapak Samuel Mangori,BA dan bapak Willem Mangori. mereka bertigalah yang menciptakan nama KASTOR pada tahun 1965.