SEJARAH Lahirnya KONDOSAPATA 4: FUNGSI PEMERINTAHAN ADAT
Written By Unknown on Jumat, 21 Mei 2010 | 23.03
TURUNAN Pongkapadang yg tingal di TABULAHAN, adalah pengampu tanah adat (Indona
Litak), mereka wajib dihormati dan didengarkan sebagai pembagi warisan leluhur, pemegang ibadat, pusat peradaban. Kabarnya zaman dulu, kalau ada yg melanggar aturan adat dan sdh diadili, harus datang ke Tabulahan untuk mendapat pengampunan oleh pemangku adat. Penampunan ini dilakukan dengan upacara adat Yakni diobati dengan sejenis kayu manis (Kadinge') dan Sakku (sejenis ramuan). Dengan demikian nama yg bersangkutan akan dibersihkan dan pulih kembali untuk terjun ke masyarakat. Dengan demikian TABULAHAN dijuluki (Digente') INDONA LITAK, PETAWA MANA' TOPEBITA' PARANDANGAN PETOE SAKKU' PEANTI KADINGE' PITU ULUNNA SALU.
Turunan Pongkapadang yg tinggal dan mengusai ARALLE, Bertugas sebagai juru bicara dan penghubung antarmasyarakat, antarpemimpin adat serta para penguasa di seluruh wilayah pitu ulunna salu (KONDOSAPATA). Julukan Aralle dalam tugas dan fungsinya adalah DIGENTE' INDONA KADA NENEK, TOMA'KADANNA PITU ULUNNA SALU.
Turunan PONGKAPADANG yg tinggal di BAMBANG, mendapat julukan (Digente') SU'BUAN ADA', SANGKERAN TINTING, KULAMBU MALILLIN. Bertugas sebagai penegak tali penghubung antarwilayah kekuasaan adat Pitu Ulunna Salu, pengemban keputusan yg akan diterapkan, pengendali keputusan, serta menjatuhkan sanksi hukum berdasarkan hukum adat yg berlaku dalam wilayah Pitu Ulunna Salu. Bahkan wilayah ini juga berfungsi sebagai tempat penitipan para tersangka sebelum melalui pengadilan adat. Bagi mereka yg dianggap bersalah dan pergi berlindung di Indona Bambang, tidak seorangpun yg bisa menggugat atau mengancamnya. Dia akan merasa aman karena bebas sementara sebelum diadili hukum adat.
Turunan Pongkapadang yg diam di wilayah MAMBI, mendapat tugas, adalah tempat bermusyawarah para kepala adat Pitu Ulunna salu dan bertugas menerima dan menjamu tamu-tamu terhormat tersebut. Untuk itu, MAMBI dijuluki (Digente') INDONA LANTANG KADA NENE', LEMPO KURIN PAJAI KANDEAN.
Turunan PONGKAPADANG yg menguasai RANTE BULAHAN, dijuluki (Digente') TO MA'DUA TAKIN, TOMA'TALLU SULEKKA. Artinya, mereka diberi tugas sebagai prajurit-prajurit yg akan menjaga keamanan atau memblok serangan musuh yg akan mengnggu wilayah Pitu Ulunna Salu. Mereka juga termasuk menghadapi gangguan dari dalam jika terjadi selisih paham. Kabarnya, turunan Pongkapadang yg tinggal di Bambang sangat ditakuti dan terkenal pemberani. Bahkan sampai sekarang Bambang sangat disegani di wilayah Pitu Ulounna Salu.
Turunan Pongkapadang yg mendiami MATANGGA, di juluki (Digente') ANDIRI TATEMPON
SAMBA' TAMARAPO. Wilayah ini difungsikan sebagai tiang yg kuat dan benteng pertahanan, juga berfungsi sebagai keamanan yg berdiri kokoh dan tegak menghadapi musuh yg mengganggu wilayah Pitu Ulunna Salu.
Turunan Pongkapadang yg tinggal di TABANG, Dijuluki (Digente'), BAKA DISURA' GANDANG DIROMA, TALAUNNA KADA NENE', BUBUNGANNA KADA TOMATUA. Mereka bertugas sebagai pemegang benda pusaka, dan juga sebagai penyimpul keputusan dalam satu musyawarah adat di wilayah Pitu Ulunna Salu.
Octovianus Danunan, pendiri Group Kondosapata
Label:
sejarah
Bahasa TABULAHAN - Tempat Bermukim Pongka Padang Turun Temurun - jauh berbeda dengan bahasa mamasa yang lalu menciptakan ictilah baru dengan sebutan Kondo Sapata ( Mamasa Hanya Bagian kecil Dari wilayah adat PUS. sebelumnya merupakan wilayah tak berpenghuni dan merupakan tanah milik tetua kampung dari tabulahan dan sekitarnaya. Dikenal dengan sebutan PEBEKDOK PEKOSANGANG tempat berburu.Wilayah ini kemudian didiami pendatang dari Toraja (Tator). Sebab itu dalam wilayah yang disebut Pitu Ulunna Salu Mamasa tidak disebut. hanya karena pada masa pemerintahan Kolonial Belanda Merasa cocok berdiam disitu, mamsa kemudian dijadikan pusat pemerintahan. Tidak heran pengaruh belanda sangat kental di mamasa dibanding wilayah lainnya di pegunungan. Dari situ Mamasa lalu membuat cerita baru tentang struktur dan kedudukan wilayah di pegunungan PUS. Ini salah satu sejarah yang harus dijadikan pembanding dalam menulis sejarah. dan memang harus di cek ke akuratannya dilapangan. Misalnya tentang Bahasa Tabulahan tadi yang Sangat jauh berbeda dari bahasa Mamasa yang lebih dekat ke Toraja baik bahasa maupun adat kebudayaannya. Sementara Tabulahan di akui sebagai pusat perkembangan leluhur masyarakat PUS.
BalasHapusDalam Struktur Pemerintahan adat PUS, mamasa yang sebelumnya merupakan wilayah kosong dan hanya merupakan lahan perburuan tetua kampung di tujuh wilayah PUS, disitu terdapat sebuah sawah ( KONDO ) sepetak ( SAPATAK ) yang menjadi tempat mencari ikan: ikan gabus(BEKDO)ikan betok (KOSANG) yang kemudian melahirkan istilah untuk Mamasa yang lebih di akui masyarakat TABULAHAN dan sekitarnya dengan sebutan PEBEKDOK PEKOSANGANG ( tempat cari ikan gabus, ikan betok atau lebih umum tempat berburu ).
BalasHapusSetelah didiami pendatang baru dari Toraja, lalu diberi kedudukan sebagai PARENGNGEK ( memanggul ) segala aturan yang ada di tujuh wilayah PUS, untuk dijadikan rujukan bila suatu ketika menemui masalah dalam membangun masyarakat.
Tapi sayang, ketika kedudukan Mamasa menjadi lebih berkembang/maju, setelah menjadi pusat pemerintahan penjajah Belanda, para pemuka masyarakatnya di bantu Belanda membuat berbagai aturan dan struktur baru dalam pemerintahan adat masyarakat PUS.
Istilah PARENGNGEK kemudian dipakai balanda untuk menyebut semua kepala pemerintahan adat di wilayah PUS yang sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan TO MAKAKA ( YANG DITUAKAN ).
Penciptaan istilah dan struktur baru itu, oleh Belanda dilakukan dalam rangka melancarkan segala misi yang mereka emban termasuk salah satunya mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang dikhawatirkan bila tetap kuat dan bersatu, akan melakukan perlawanan yang bisa mengancam kelngsungan pendudukan mereka di tanah pertiwi.
sngt menarik,Tuhan memberkati Orang-Orang yang berusaa mengungkapkn kebenaran yang hakiki......sy cuma agak tergaanggu dengan Alinea ke-5.....sejarah Tupoksi Toma'duaa
BalasHapusTakin Ma' tallu sulekka,tapi di tutup dengan keistimewaan Bambang.....agak kurang relevan ( tidak Nyambung?) menurrut sy.....cuma sedikit koreksi tpi intinya,say salut dengn tulisan ini......
menarik...
BalasHapusBalloi:
asyikk...
Sangat setuju dengan tulisan ini. cerita yg sy dengar sejak kecil, persis cerita di atas.
BalasHapuskebetulan sy jg orang PUS, orang Bambang asli.
Sampai Saat ini,Kami dan Kawan-Kawan Belum Yankin dengan Sejarah Pitu Ulunna Salu,yang Di sangakut Paut Kan Dengan Pongka Padang,Mengingat Tdk ada nya Fakta Ilmiah yg dapat Di Berikan Oleh Versih ini,untuk Menunjuk kan Kebenaran adanya Pongkapadang yg Selama ini Kitaa anggap Sebagai Leluhur orang P.U.S,Kami Hanya prihatin Terhadap Generasi Kami selanjut nya yg tidak Mengerti dan Akan Memuja Sebuah Dongeng Belaka yg Akan Mengkibat Kan Kehilangan Jati Diri P.U.S.Salam Dari Kami Anak Tabulahan.
BalasHapusmasalah sumber jangan khawatir, kecuali leiden university library terbakar. smua tersimpanb rapi di belanda dan di hati kami orang pus. jadi kami tau mana cerita asli dan bukan.
BalasHapuskalindakdak ataupun sengo-sengo, atau apapun namanya adalah sastra yg sebenarnya abstrak. sejenis puisi sudah tidak dapat di artikan lagi. puisi/sajak adalh arti/makna. tapi saya tidak mengkritik uaraian di atas, ini sekedar info dari komunitas sastra. cek ke universitas.
mengenai bahassa, bahasa di PUS terbagi dua yaitu bahasa indo, tabulahan-aralle dan bahasa ambe bambam, mehalaan dan mambi. pertanyaan mengenai mengapa beda dengan bahasa mamasa dan tandalangan, tanda sau'? sinkat saja jawabannya, karena mereka memang lebih banyak turunan langsung dari toraja tanpa melalui pongka padang tapi tidak menutup kemungkinan turunan pongka padang pergi ke wilaya tersebut saat itu (sirampei). yang disebut dalam cerita orang tua biasanya hanya keturunan bangsawan.
pengikutnya dan budak tidak disebut.
kemudian;
bisa saja wilayah lain di wilayah kekuasaan pongka padang telah ada penghuni illegal tapi hanya sedikit yang di lihat.
disini kita harus bisa membedakan penguasa resmi dan penguasa yang baru muncul karena kesalah pahaman, tidak tahu kalau wilayah itu sudah diklaim oleh penguasa terdahulu, karna memang tidak ada tanda.
penguasa pada zaman dulu di kondo sapatak sangat jelas siapa. daerah ini masuk lepongan bulan matarik allo. pertanyaannya mengapa tabulahan diakui kekuasaannya pada saat itu? tanpa ada protes dari suku toraja yang lain? karena kekuasaannya legal dan sah sesuai zaman itu.
masalah sumber jangan khawatir, kecuali leiden university library terbakar. smua tersimpanb rapi di belanda dan di hati kami orang pus. jadi kami tau mana cerita asli dan bukan.
BalasHapuskalindakdak ataupun sengo-sengo, atau apapun namanya adalah sastra yg sebenarnya abstrak. sejenis puisi sudah tidak dapat di artikan lagi. puisi/sajak adalh arti/makna. tapi saya tidak mengkritik uaraian di atas, ini sekedar info dari komunitas sastra. cek ke universitas.
mengenai bahassa, bahasa di PUS terbagi dua yaitu bahasa indo, tabulahan-aralle dan bahasa ambe bambam, mehalaan dan mambi. pertanyaan mengenai mengapa beda dengan bahasa mamasa dan tandalangan, tanda sau'? sinkat saja jawabannya, karena mereka memang lebih banyak turunan langsung dari toraja tanpa melalui pongka padang tapi tidak menutup kemungkinan turunan pongka padang pergi ke wilaya tersebut saat itu (sirampei). yang disebut dalam cerita orang tua biasanya hanya keturunan bangsawan.
pengikutnya dan budak tidak disebut.
kemudian;
bisa saja wilayah lain di wilayah kekuasaan pongka padang telah ada penghuni illegal tapi hanya sedikit yang di lihat.
disini kita harus bisa membedakan penguasa resmi dan penguasa yang baru muncul karena kesalah pahaman, tidak tahu kalau wilayah itu sudah diklaim oleh penguasa terdahulu, karna memang tidak ada tanda.
penguasa pada zaman dulu di kondo sapatak sangat jelas siapa. daerah ini masuk lepongan bulan matarik allo. pertanyaannya mengapa tabulahan diakui kekuasaannya pada saat itu? tanpa ada protes dari suku toraja yang lain? karena kekuasaannya legal dan sah sesuai zaman itu.