Headlines News :
Home » , » KPID Minta Siaran Radio Tonjolkan Bahasa Lokal

KPID Minta Siaran Radio Tonjolkan Bahasa Lokal

Written By Unknown on Jumat, 17 Desember 2010 | 03.42

MamasaOnline - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sulawesi Barat, meminta agar penyiar radio maupun televisi lokal untuk tetap menonjolkan bahasa daerah atau dialeg bahasa sendiri.

Hal ini dikatakan Farhan, saat membawakan materi workshop penyiaran yang diselenggarakan KPID Sulbar di Wisma Trendi Mamuju, Sabtu.

Dalam kesempatan itu, Farhan mengemukakan, stasiun radio maupun pengelola TV lokal agar tidak melupakan bahasa daerah sendiri.

"Kita tidak perlu menggunakan dialeg bahasa luar karena kita pun memiliki bahasa lokal dengan dialeg bahasa sendiri," ujarnya.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk menjaga kepunahan bahasa daerah yang saat ini banyak yang telah punah bahkan dikhawatirkan anak-anak usia dini sudah tidak mengetahui bahasanya sendiri.

Dia menjelaskan, ada 15 bahasa daerah di Indonesia yang telah punah dan 150-an lainnya terancam punah. Jika tidak ada kepedulian dari semua pihak, dikhawatirkan bahasa daerah di Indonesia yang jumlahnya lebih dari 700 buah tersebut perlahan-lahan hilang.

"Data punahnya bahasa ini berdasarkan informasi yang ditayangkan beberapa media nasional termasuk sajian berita Lembaga Kantor Berita Indonesia (LKBN) Antara," ungkap Farhan.

Farhan yang juga ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Sulbar ini mengatakan, tanda-tanda bahasa daerah makin ditinggalkan tampak jelas dari perilaku sehari-hari warga yang tinggal di daerah tertentu akibat penggunaan bahasa lokal sudah lazim di gunakan.

"Sangat tidak benar jika pembaca berita atau penyiar radio memakai dialeg bahasa Jawa, sedangkan kita sendiri memiliki dialeg bahasa Mandar yang indah didengar," ungkapnya.

Dia juga mengatakan, ada persepsi keliru yang dilakukan sebahagian orang tua yang melarang anak-anaknya menggunakan bahasa daerah.

"Tuntunan orang tua yang melarang anaknya menggunakan bahasa daerah ini sangat keliru, makanya kami minta agar larangan menggunakan bahasa daerah itu tidak dilanjutkan dan kalau boleh penggunaan bahasa daerah tetap dikedepankan sebagai bentuk menjaga bahasa daerah sendiri," paparnya.

Ia menambahkan, sejumlah penyebab bahasa daerah ditinggalkan, antara lain warga tidak lagi mau menikah dengan warga dari satu komunitas, serta adanya urbanisasi atau perpindahan masyarakat dari satu tempat ke tempat lain. Termasuk dalam urbanisasi ini adalah perkembangan teknologi informasi dan pengaruh media massa.
Bagikan :

1 komentar :

  1. Dipuji Debata aka deemmi stasium Radio Ballo Mamase illaam basa Bambam.

    BalasHapus



PASANG BANNER INI PADA BLOG ANDA

Copy Kode HTML di Bawah Ini

<a href="http://www.mamasaonline.com"><img border="0" src="http://pijarpustakamedia.com/mamasaonline480x320.gif" width="480" hight="320"/></a>

SAMBUTAN BUPATI MAMASA

Selamat dan sukses atas diluncurkannya portal berita www.mamasaonline.com semoga bisa menjadi media pemersatu dan sumber informasi serta media kontrol yang berimbang,obyektif serta inspiratif dalam rangka turut serta berperan aktif dalam upaya pembangunan Mamasa kedepan. Salam dari kami berdua, Ramlan Badawi dan Victor Paotonan (Bupati & Wakil Bupati Mamasa).

VIDEO

TWITTER

FB FANS PAGE

 
Support : Mamasa Online | Johny Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. mamasa online - All Rights Reserved
Template by Mamasa Online Published by Mamasa Online