Musik Pompang Mamasa, Sulbar |
Tak heran, jika kesenian ‘kuno’ ini tak pernah tergerus jaman. Terbukti, di setiap kecamatan, kelurahan dan desa dengan mudah ditemui sanggar-sanggar kesneian musik bambu. Musik pompang ini sedianya tak hanya menjadi hiburan meyambut pejabat atau tamu terhormat. Tapi musik ini juga akrab menjadi hiburan dalam berbagai pesta, mulai pesta adat, pengantin, hingga sunatan. Musik Tulili bahkan menjadi musik wajib yang selalu mewarnai kegiatan Pemerintah.
Lantas, bagaimana musik ini bisa menyembuhkan penyakit lumpuh? Suara dan irama musik tulili bonde yang indah dan merdu di telinga pasien lumpuh, konon pelan-pelan bisa menggerakkan tubuh korban yang mendengar keindahan musik ini. Lantas, si lumpuh bisa berdiri dan berjalan seperti layaknya orang normal.
Nicolas, salah satu penggiat kesenian musik mambu yang membina sejumlah sanggar kesenian serupa di Mamasa mengakui musik pompang yang dulu dikenal Tulili Bonde digemari bukan hanya karena fungsi hiburan tapi karena keyakinan tadi. “Keindahan suara seruling yang membuat pasien terpesona pelan-pelan bisa bergerak, berdiri dan akhirnya bisa sembuh,” ujar Nicolas.
Namun sayang, tidak ada pihak yang bisa dimintai kesaksian atau testimoni tentang fungsi penyembuhan dari permainan musik ini. Semua cerita yang diungkapkan Nicolas hanya menjadi informasi, tanpa ada pernyataan dari pasein yang pernah disembuhkan dengan alunan musik bambu tadi.
Pemerintah setempat sempat mengungkapkan komitmen untuk menggemakan musik tulili bonde menjadi salah satu aset kesenian nasional, yang layak dipertunjukkan di tingkat nasional bahkan dunia. Alasannya, musik ini sudah beberapa kali mewakili Sulawesi Barat untuk mengikuti perhelatan tingkat nasional.
Sumber : Kompas.com
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !