DPD-DPRD Tak Setujui Bandara di Mamasa

MO - Jika sebelumnya Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) wakil Sulbar, Muh Asri Anas, menyatakan jika pembangunan bandara di daerah Sumarorong, Mamasa, bukanlah hal yang prioritas, maka kini giliran anggota DPRD Sulbar dari Daerah Pemilihan (Dapil) Mamasa Sudirman Darius yang mengemukakan hal serupa.

Menurut Sudirman, masih banyak hal yang lebih prioritas untuk dibangun saat ini utamanya infrastruktur jalan. "Jadi, kami tidak setuju jika pembangunan bandara di Sumarorong dilaksanakan saat ini," katanya, pekan lalu.
Menurut politisi Partai Gerindra ini, masih banyak jalanan yang membutuhkan penanganan di Mamasa. Termasuk jalan poros dari Polman ke Mamasa hingga tembus ke perbatasan Tana Toraja masih perlu dibenahi.

"Konstituen saya di Mamasa banyak mengeluhkan tentang banyaknya jalan yang rusak. Memang faktor alam yang menyebabkan jalanan-jalanan itu gampang rusak. Tapi, pemerintah tidak boleh tinggal diam, harus dipikirkan solusinya," jelas Sudirman.

Lagipula, tambah Sudirman, tidak banyak orang yang bisa menikmati bandara itu, kemungkinan hanya segelintir orang saja yang betul-betul punya uang yang banyak.
"Sebagian masyarakat hidupnya masih kesulitan. Bagi mereka, ada atau tidak adanya bandara tidak berpengaruh buat mereka. Yang paling dibutuhkan adalah pembangunan jalan yang bisa berfungsi untuk mengeluarkan mereka dari keterisolasian," katanya.
Beberapa waktu lalu, Asri Anas mengemukakan jka kondisi di Mamasa untuk saat ini belum memungkinkan adanya bandara. "Makanya, menurut saya pembangunan bandara ini ditunda dulu, lalu anggarannya dialihkan untuk hal-hal yang prioritas saat ini," ujarnya.
Menurut Ketua Hipmi Sulbar ini, ia telah mengkomunikasikan hal ini dengan pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menganggarkan dana untuk pembangunan bandara tersebut.
"Lihat saja contohnya sejumlah bandara di Sulsel seperti di Toraja, Mamasa, semuanya mati karena kurangnya penerbangan. Saya yakin nasibnya juga akan sama dengan di Mamasa. Makanya, kami meminta gubernur untuk mempertimbangkan kembali hal ini," jelas Asri
Kemenhub telah menganggarkan dana sekitar Rp 260 miliar untuk pembangunan bandara di Mamasa. Pembangunan bandara ini akan dimulai pada tahun 2011 mendatang.
Beberapa waktu yang lalu, Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh, mengatakan, pihaknya telah mendapatkan informasi langsung dari Menteri Perhubungan Freddy Numberi tentang telah siapnya dana pembangunan bandara di Mamasa tersebut.
Ketua Partai Golkar ini menambahkan, bandara di Mamasa ini akan ditempatkan di daerah Sumarorong dengan panjang landasan pacu 1.500 meter.
Menurutnya, pembangunan bandara di Mamasa ini mendapat respon positif dari Pemprov Sulsel karena diharapkan dapat mendukung pariwisata di Tana Toraja yang merupakan kabupaten tetangga Mamasa.(rus)

Permintaan Maaf Menhub

BANTUAN pembangunan bandara di Mamasa merupakan bentuk dari permintaan maaf Menhub Freddy Numberi karena sempat membuat "masalah" ketika hadir di Mamasa untuk membuka Sidang Raya XV Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) pada tanggal 19 November 2009 lalu.
Saat itu, helikopter yang ditumpangi Freddy mendarat di tengah-tengah lapangan tempat penyelenggaraan acara. Karena kencangnya angin dari helikopter ini membuat suasana menjadi kocar-kacir, tenda-tenda beterbangan, orang-orang yang berada di lapangan terpaksa harus mandi debu, termasuk para pejabat.
Pendaratan helikopter tersebut tidak sesuai dengan agenda semula yakni mendarat di daerah Balla lalu naik mobil menuju ke kota Mamasa. Tapi, ternyata helikopter tersebut langsung mendarat di tengah-tengah lapangan di kota Mamasa, tempat acara pembukaan sidang raya berlangsung.
"Makanya, seusai kejadian itu, Pak Menhub langsung bertanya ke saya, apa yang bisa dibantu di Mamasa. Lalu, saya tanya Bupati Mamasa apa yang diminta. Ternyata dia minta bandara. Makanya, menteri langsung menyetujui. Ini namanya sengsara membawa nikmat," kata Anwar Adnan Saleh.(rus)

Sumber:http://www.tribun-timur.com