DIGUYUR HUJAN LIMA JAM, RANTEPAO BANJIR

TCN -- Hujan lebat yang mengguyur kota Rantepao dari soreh hingga malam hari kemarin menyebabkan banjir di beberapa lokasi dengan ketinggian bervariasi. Di Bua, kecamatan Kesu’, ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa, sehingga memacetkan arus lalu lintas Makale-Rantepao dan sebaliknya sekitar enam jam.

Menurut pantauan KAREBA, ada sekitar empat lokasi di dalam kota yang terkena banjir, masing-masing Pasar Pagi Rantepao, Kelurahan Singki’, area pusat kota di sekitar gedung Bank BRI dan SMA Negeri 2 Rantepao, serta kelurahan Karassik. Selain volume curah hujan yang tinggi, luapan air dari Sungai Sa’dan merupakan penyebab utama banjir. Volume air sungai Sa’dan malam tadi memang luar biasa. Bahkan sudah melewati lantai jembatan Alang-Alang. Sementara di jembatan Malango’ dan jembatan Singki, jarak antara air dan lantai jembatan tinggal sekitar 20 cm.

Di Pasar pagi, sekitar 30 lods (lapak) milik pedagang terendam air. Beberapa barang dagangan juga ikut hanyut. Lokasi pasar memang berada persis di bibir sungai. Sementara di asrama tentara di kelurahan Singki, ketinggian air mencapai betis orang dewasa. Para penghuni asrama sedikit panik dan sibuk mengamankan beberapa barang berharga. Lokasi asrama juga berada di sisi sungai Sa’dan. Di pusat kota, jaringan drainase yang buruk dan sempit menyebabkan air meluap dan mengalir di jalanan. Ketinggian air di sekitar bank BRI dan SMAN 2 Rantepao mencapai lutut orang dewasa. Kondisi yang sama juga terjadi di kelurahan Karassik.

Sementara itu di Bua, sekitar 3 kilometer dari kota Rantepao, luapan air sungai Sa’dan menggenangi jalan poros utama Makale-Rantepao dan pemukiman penduduk, serta cafe-cafe musik yang berada di wilayah itu. Setidaknya 30 bangunan terendam air. Ketinggian air yang mencapai satu meter menyebabkan arus lalu lintas dari Makale ke Rantepao atau sebaliknya terhambat sekitar enam jam. Satu rombongan kendaraan pengantar jenazah dari Rantepao ke Sangalla ikut tertahan di tempat itu. Antrian kendaraan dari Rantepao sekitar 500 meter, begitu pula dari arah Makale.

Caretaker bupati Toraja Utara, Tautoto Tanaranggina terlihat memantau di beberapa lokasi banjir. Tauoto datang ke Pasar Pagi sekitar pukul 02.30 Wita dan sempat berbincang-bincang dengan beberapa pedagang. Dia ditemani oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Toraja Utara, Yorry R Lesawengen, Camat Rantepao dan Tallunglipu, Kapolsek Rantepao, Kadis Pertanian, dan Kabag Pemerintahan, Ivan Bangapadang.

Setelah meninjau kondisi pasar pagi, bupati melanjutkan pemantauan ke Singki dan Bua. Kepada wartawan, Tautoto menyatakan sudah saatnya pemerintah Toraja Utara memiliki prosedur tetap (protap) penanggulangan bencana alam. Karena menurut dia, kondisi topografi di Toraja Utara rawan bencana alam.

Menurut data yang diperoleh Palopo Pos dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Toraja Utara, kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Lima ekor kerbau dan ratusan babi milik warga hanyut terbawa banjir. Ratusan hektar sawah yang baru ditanami terendam. Ratusan rumah warga juga terendam dan mengalami kerusakan ringan. Tidak korban jiwa dalam peristiwa ini.

”Ada lima kecamatan yang terkena dampak banjir, yakni Rantepao, Tallunglipu, Kesu’, Sopai, dan Tikala. Sekitar 50 kepala keluarga kita ungsikan sementara tadi malam,” terang kepala BPBD Toraja Utara, Yorry Lesawengen.

Menurut Yorry, untuk menghindari banjir susulan pemerintah sudah mengeluarkan peringatan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dekat sungai. ”Sudah ada himbauan dari Pak Bupati agar masyarakat untuk sementara tidak melakukan aktivitas di rumah-rumah yang dekat sungai,” ujar Yorry. (INO)