MO -- Jalur transportasi utama yang menghubungkan Kabupaten Polewali Mandar-Mamasa, Sulawesi Barat, hingga Kamis (8/4) ini masih tertimbun longsor setinggi 15 meter lebih. Warga menyesalkan sikap pemerintah yang tidak segera turun tangan.
Kendati kondisi jalan berbahaya untuk dilalui kendaraan, sejumlah warga dan angkutan sembako yang tertahan sejak dua hari lalu nekat menembus longsor untuk melanjutkan perjalanan mereka. Tak sedikit kendaraan yang kesulitan mendaki timbunan tanah. Bahkan, mogok di jalan hingga harus kembali mundur.
Tak hanya itu, lokasi longsor itu juga tidak aman. Sejumlah sopir mengaku cemas karena lokasi ini kerap jadi sasaran perampokan dan pemalakan terhadap sopir dan penumpang. Warga dan aparat dusun setempat sebetulnya telah mengajukan permohonan bantuan alat berat untuk membersihkan timbunan longsor dan bogkahan batu. Namun, hingga kini belum ada realisasinya.
Dinas PU Diminta Segera Turu Tangan
Menurut Kades Kelapa Dua, Usman, di Desa Kelapa Dua memang sering terjadi longsor. Hal itu disebabkan karena kondisi tanah yang sangat labil. Untuk itu, diharapkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) setempat kiranya bertindak secepatmungkin
Utamanya saat pengerjaan jalan lantaran pinggir tebing dikeruk sehingga tidak ada penyenggah tebing. "Itulah yang mengakibatkan longsor," ujarnya kepada Upeks.
Bencana alam tersebut mengakibatkan sejumlah pengendara merasa tidak nyaman saat melintas. Masyarakat yang ada di sekitar longsoran justru memamfaatkan kesempatan memalak pengendara dan terkesan memaksa.
Salah seorang korban pemalak, Rifai menjelaskan, di sekitar gundukan tanah longsoran kerap kali korban dimintai uang. Apabila kendaraan melintas pelaku meminta pembeli rokok jumlahnya antara Rp20.000-Rp30.000. "Apabila kita tidak diberikan, mereka mengancam. Bahkan sampai mengancam melakukan pengrusakan," tandasnya.
Menurutnya, hal ini sangat merugikan pengendara. Olehnya itu, Dinas Pekerjaan Umum mesti turun tangan. Di samping itu pihak keamanan tidak ada di lokasi sehingga mereka babas memalak siapa saja pengendara yang melintas.
Sementara itu, Kades Kelapa Dua mengatakan, sebenarnya itu bukan aksi pembalakan. Cuma warga yang berpartisipasi secara gotong royong mengeluarkan dana untuk melakukan pembangunan akibat longsor. Dia meminta pengendara supaya menyumbang. Timbunan yang menutupi jalan setinggi 5 meter sulit dikeluarkan dengan menggunakan alat manual. Hal itu disebabkan karena padatnya material tersebut. (dad)
Sumber:
http://www.ujungpandangekspres.com
http://berita.liputan6.com
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !