"Tinggal dilakukan peremajaan dan harus dilakukan grand desain khusus untuk bibit yang cepat memberikan produksi buah. Juga kualitas buahnya yang tentunya bisa memberi nilai tambah yang dapat mengubah masyarakat petani kopi yang ada di Mamasa,'' jelasnya seperti dilansir Harian Berita Kota Makassar.
Anwar mengatakan, tanaman kopi robusta ini sudah bisa memproduksi buah hanya dalam tempo dua setengah tahun. Untuk itu, pihaknya sangat memberikan dukungan besar pada petani kopi yang ada di Kabupaten Mamasa, Polman, dan Kabupaten Mamuju. ''Pengembangan komoditi kopi robusta akan diprioritaskan di Kabupaten Mamasa. Karena komoditi kopi saat ini harganya sangat tinggi di pasar dunia. Bahkan, transaksi untuk tanaman kopi termasuk sangat mudah ditransaksikan,'' katanya.
Grand desain tanaman kopi robusta mamasa ini sudah ditangani Dinas Perkebunan Sulbar. Bahkan, anggaran yang akan dikelola untuk pengembangan komoditi ini sudah direspon pihak Dirjen Perkebunan. Tidak tanggung-tanggung, pihak Dirjen mengalokasikan anggaran melalui APBN 2014 sebesar Rp 49 miliar. Anggaran tersebut untuk bibit kopi robusta.
''Sesuai grand desainnya, pengembangan tanaman kopi robusta di Kabupaten Mamasa akan dimulai dari Malabbo yang berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja (Sulsel). Jadi ketika pembangunan jalannya sudah selesai, maka tanaman kopi robusta ini juga sudah berproduksi. Sehingga hasil panen kopi masyarakat Mamasa dapat dengan mudah diangkut ke pasar. Jadi ini juga dapat mempermudah transaksinya. Dengan adanya program perbaikan jalan dan pengembangan komoditi kopi robusta mamasa maka sudah barang tentu akan mengangkat kesejahteraan dan mendorong peningkatan perekonomian masyarakat di tiga kabupaten ini khususnya dan masyarakat Sulbar pada umumnya,'' Anwar menjelaskan. (ala/mir/c)
Sumber:http://beritakotamakassar.com/index.php/sulselbar/13416-sulbar-kembangan-kopi-rubusta-di-mamasa.html
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !