MO -- Kondisi infrastruktur jalan di Sulbar masih menjadi keluhan terbesar warga. Tidak saja di ibukota provinsi, Mamuju, keluhan lebih memprihatinkan disuarakan aparat desa dari kecamatan terpencil Kabupaten Mamasa.
Lelah menunggu janji Pemkab Mamasa, lima desa di dua kecamatan di Mamasa yang tergolong sangat tertinggal menuntut perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar atas perbaikan infrastruktur di wilayah mereka.
Kelima desa dimaksud masing-masing Sondong Layuk Kecamatan Mambi, Desa Saluassing, Salukeppo, Saludengen, dan Desa Rantetarima Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa. Tuntutannya hanya satu, perbaikan infrastruktur jalan sepanjang 15 kilometer yang menghubungkan kelima desa bertetangga itu.
Tuntutan tersebut disampaikan 13 aparat kelima desa itu dengan mendatangi DPRD Sulbar sekaligus menuntut pemprov segera membenahi jalan dimaksud.
Kepala Desa (Kades) Sondong Layuk Kecamatan Mambi, Djudani yang menjadi pimpinan rombongan mengeluhkan jalan di desa mereka selama 25 tahun, dari 1985 sampai sekarang tidak pernah tersentuh perbaikan. Bantuan pernah didapat melalui inpres desa tertinggal pada era pemerintahan Presiden Soeharto.
Kini kondisi jalan sudah sangat memprihatinkan. Padahal jalan sepanjang 15 kilometer yang menghubungkan Desa Mambi hingga Desa Rantetarima itu menjadi satu-satunya akses transportasi bagi 6.000 jiwa penduduk. Perbaikan jalan juga diharap bisa menunjang aktivitas warga yang mengandalkan sektor perkebunan.
"Persoalan ini sudah berkali-kali kami sampaikan ke bupati dan DPRD Mamasa, namun sampai sekarang belum ada tindaklanjutnya," ujar Djudani.
Ke-13 aparat desa yang masing-masing mengenakan seragam dinas yang sudah lusuh itu berangkat dari Mambi Mamasa dengan berboncengan lima motor. Mereka menembus perjalanan panjang selama enam jam demi menyampaikan keluhan tersebut. Beruntung kehadiran para kades itu masih mampu menemui Wakil Ketua DPRD Sulbar, Arifin Nurdin dan Ketua Komisi II DPRD, Zainal Abidin.
Maklum sejak tiga bulan terakhir, anggota dan pimpinan DPRD Sulbar jarang terlihat berkantor. Secara simbolis, Djudani bersama Kades Salukeppo, Tahir M, Kades Saludengen, Alpius, Kades Rantetarima, Torim M, dan Sekdes Saluassing, Hadirik menyerahkan petisi permohonan dan keluhan warga mereka. "Kami sempat beberapa kali singgah berteduh. Sepanjang perjalanan ke Mamuju hujan tidak berhenti," tutur Djudani.
Dalam tanggapannya, Arifin Nurdin mengaku mengapresiasi upaya kades datang ke DPRD Sulbar demi pembangunan daerahnya. Selayaknya ini segera ditanggapi Dinas PU Sulbar melalui mediasi Komisi III," ujarnya.
Kehadiran para kades itu menurut dia, menjadi bukti kalau pemerintahan selama ini belum memperhatikan akses jalan desa dan usaha tani yang menjadi penggerak utama perekonomian masyarakat. Apalagi sehari sebelumnya, Kepala Dusun Kabiraan Desa Kabiraan Kecamatan Ulumanda Majene, Syafruddin juga mendatangi DPRD hanya untuk menyampaikan keluhan tentang jalan di desanya yang dianggapnya asal-asalan. "Gubernur harus memperhatikan keluhan para kades tersebut," pintanya. (nur)
Sumber:http://lokalnews.fajar.co.id
25 Tahun Tak Disentuh, Lima Desa Tuntut Perbaikan Jalan
Written By Unknown on Selasa, 26 Oktober 2010 | 16.56
Label:
berita
,
sosioekonomi
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !