Home
»
»
Rumah Adat Mamasa Makin Langka?
Rumah Adat Mamasa Makin Langka?
Written By Unknown on Sabtu, 05 Desember 2009 | 00.31
MO-- Rumah adat Mamasa, adalah salah satu asset budaya dengan kearifan lokal nenek moyang kita. Sayangnya, kini mulai langka. Mengapa?
Sering sekali ketika kita mendengarkan kata “Rumah adat’, mungkin yang muncul dalam pikiran kita hanyalah sebagai suatu peninggalan leluhur yang pelestariannya seakan-akan sebagai beban untuk generasi kita bukan lagi sebagai simbol kewibawaan sehingga tidak lagi ada yang menarik perhatian untuk di lestarikan bahkan dikembangkan. Bagaimakah menurut kita sebagai ahli waris dari simbol kebudayaan, Apakah memang benar bahwa pelestarian atau bahkan pengembangan rumah adat hanya sebagai beban ataukah sebaliknya?, kita dapat kembali mengangkat derajatnya dan menempatkan sebagai simbol dari kewibawaan bangsa?
Keberadaannya dengan berbagai bentuk simbol kehidupan suku bangsa itulah yang membedakan suatu suku dari suku-suku yang lain. Dan salah satu simbol kehidupan yang tidak terpisahkan dari keberadaan sebuah suku adalah rumah adat. sebagai tempat berteduh dan pusat kegiatan keluarga sekaligus sebagai simbol kewibawaan. Suatu contoh dapat kita lihat dari kebudayaan rumah adat orang – orang Mamasa banua layuk yang mempunyai daya tarik dan sekaligus dapat dijadikan sumber daya yang bisa kita banggakan.
Sesungguhnya Ada beberapa jenis dan tingkatan Rumah Adat Mamasa sebagai berikut:
1. Banua Layuk
Berasal dari kata “Banua” berarti rumah; kata “Layuk” berarti tinggi, maka “Banua Layuk” artinya “Rumah Tinggi”, yang sangat berukuran besar dan tinggi, biasanya pemilik rumah tersebut merupakan pemimpin dalam masyarakat atau bangsawan.
2. Banua Sura
Kata “Sura” berarti “Ukir” jadi “Banua Sura” berarti “Rumah Ukir”, besar dan tingginya tidak seperti banua layuk. Penghuni daripada rumah merupakan pemimpin dalam masyarakat dan bangsawan
3. Banua Bolong
Kata “Bolong” berarti “Hitam”. Rumah ini dihuni oleh orang kaya dan pemberani dalam masyarakat.
4. Banua Rapa
Rumah Mamasa dengan warna asli (tidak diukir dan tidak dihitamkan), dihuni oleh masyaraakt biasa.
5. Banua Longkarrin
Rumah Mamasa yang bagian tiang paling bawah bersentuhan dengan tanah dialas dengan kayu (longkarrin), dihuni juga oleh masyarakat biasa
Rumah adat Mamasa bernama Banua Layuk yang berlokasi di Rantebuda, Buntukasisi. Orobua, dan Tawalian kesemuanya dalam wilayah Kecamatan Mamasa. Rumah adat Mamasa merupakan simbol eksistensi suku toraja mamasa saat ini, yang semakin lama semakin terkikis oleh arus perubahan jaman. Pada dasarnya rumah adat Mamasa hampir mirip dengan rumah adat Toraja, perbedaannya yaitu rumah adat mamasa memiliki atap kayu yang berat dengan bentuk yang tidak terlalu melengkung sementara rumah adat Toraja memiliki atap kayu dengan bentuk seperti huruf ‘U’. Dan selain itu, masyarakat Mamasa tidak memiliki terlalu banyak upacara adat sebagaimana di Toraja.
Secara struktur Banua Layuk yang terdiri atas tiga bagian, yakni atap, badan, dan kolong (rumah panggung), Secara fungsional bentuk rumah panggung dapat digunakan untuk menghindari gangguan binatang buas, lantai dapat menampung hawa panas di malam hari, sehingga cocok untuk daerah dingin, dan kolong dapat berfungsi praktis.
Banua layuk sebagai rumah adat sarat dengan makna simbolik sebagai cerminan dari nilai-nilai budaya yang dianut oleh masayarakatnya. Simbol-simbol tersebut ditemukan pada struktur, ukiran, dan unsur-unsur lainnya yang terdapat pada banua layuk.
Betapa kayanya keaneka ragaman budaya yang bangsa kita miliki dan itu semua merupakan harta peninggalan dari leluhur kita yang harusnya kita dapat kembangkan dan lestarikan.Tetapi akankah simbol kehidupan orang-orang Mamasa ini akan tetap bertahan? ataukah akan tersingkirkan oleh bangunan-bangunan modern yang kelihatan lebih kokoh tapi tanpa makna? Semua terletak di tangan kita sebagai generasi penerus bangsa….
Oleh: Febi Supit
sumber: (http://www.beritadaerah.com)
Kredit Foto: vibizlife / joey coal
Sahabat-sahabat di Sulbar....
BalasHapusartefak bangunan di Mamasa sungguh luar biasa akan tetapi tidak ditemukan di desa mana saja bangunan bangunan tersebut berada. Apakah di seluruh kabupaten Mamasa?
Tolong informasinya ya.....bahwa tiap artefak ataupun ritual adat yang menarik seperti pemakaman di Toraja di informasikan nama desa, kecamatan,kabupaten nya.....jadi kalo mau jalan-jalan kesana kan jelas destinasinya....
tq ya
chie
Hello, Chie, thanks for coming and comments
BalasHapusInformasi mengenai situs-situs rumah adat mamasa berikut ritualnya dapat dilihat di situs resmi Pemda Mamasa:
http://www.mamasakab.go.id/
salam
Good information~~~
BalasHapus