Home
»
»
Pdt AA Yewanggoe: Esensi Retrukturisasi PGI Bukan pada Jabatan Ketua Umum
Pdt AA Yewanggoe: Esensi Retrukturisasi PGI Bukan pada Jabatan Ketua Umum
Written By Unknown on Selasa, 17 November 2009 | 07.02
MO -- Isu posisi ketua umum menjadi part timer atau full timer, dinilai Pdt Andreas Anangguru Yewanggoe sebagai mempersempit pembahasan. “Bukan itu isu utama restrukturisasi. Terlalu sempit kalau yang dipersoalkan adalah jabatan ketua umum. Tidak perlu ada Sidang Raya untuk itu,” katanya ketika ditemui di Fellowship Gathering Menyambut Sidang Raya (SR) di Mercantile Athletic Club, WTC, Jakarta (10/11).
Menurut Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) yang mendapat dukungan luas untuk menjabat kembali itu, yang perlu didiskusikan mendalam adalah restrukturisasi PGI. Restruturisasi merupakan amanat SR yang harus dilaksanakan.
Meski begitu warga Gereja Sumba ini mengakui sedikitnya waktu pembahasan materi yang penting tersebut. “Yang paling penting dari restrukturisasi ini ialah bagaimana jabatan-jabatan yang ada bisa melayani dengan lebih baik,” jelasnya.
Ditanya kesiapannya menjabat kembali, dosen STT Jakarta ini justru balik mengingatkan bahwa esensi kepemimpinan di PGI adalah pelayanan. Sehingga merupakan panggilan. Kepengurusan PGI sendiri kemajelisan. Jadi bersifat kolektif-kolegial. “Walau begitu tidak bisa dihindari satu dua orang menonjol,” tuturnya.
Disinggung keinginan GKI Papua untuk mengundurkan diri dari PGI, Yewanggoe mengarahkan ke mekanisme keanggotaan. Artinya sinode untuk menjadi anggota harus melalui mekanisme. Begitu juga untuk mengundurkan diri. Harus melalui pembicaraan ditingkat Majelis Pekerja Lengkap dan SIdang Raya.
“Karena itu pemisahan atau keluar harus dibicarakan di MPL dan SR. Ditanyakan alasannya. Kalau menurut pandangan tidak bisa diterima akan diajurkan untuk tidakmembuat pengunduran diri,” katanya. (www.ebahana.com)
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !